Saturday, February 12, 2011

Berapa harga sebuah cinta?

Sejuta, semilyar, setriliun, segoogle atau tidak ada bilangan yang bisa menggambarkan karena mahalnya? Jangan-jangan malah justru gratis, karena kita tidak perlu membelinya? Bukankah Alloh memberikannya tanpa perlu kita meminta apalagi membayarnya.


Cinta disini tentu saja cinta antara wanita dan pria. Karena kalo cinta ibu dengan anak kita tidak perlu meragukannya. Apalagi cinta Rabb dengan makhluknya. Walaupun dalam kenyataannya ada juga ibu yang tega dengan buah hatinya sendiri, tapi itu tidak cukup membuktikan kalo cinta ibu itu tidak tulus.


Tapi cinta wanita dengan pria? Banyak yang tidak menjualnya tapi tidak sedikit pula yang menjualnya. Bahkan dengan harga yang sangat mahal... Walo kadang sering juga dengan harga yang murah.


Saya ngomongin apa sih? Entahlah, karena pertanyaan itu begitu saja bersarang di kepala saya. Ini berawal ketika aku membaca sebuah tabloid yang memuat cerita tentang seorang anak seusia SMP yang rela dikomersialkan oleh pacarnya hanya karena takut cintanya diputus. Mahal sekali harga yang diberikannya untuk sebuah cinta. Secara hukum kasusnya memang selesai, cowoknya divonis dan harus menjalani hukumannya. Lalu bagaimana dengan anak “gadis” itu?


Menghujat dan mencibir dia karena sudah melakukan sesuatu yang tidak benar, itu sangat mudah. Namun saya memilih untuk tidak mengomentarinya..
Anak “gadis” ini telah menukarkan masa depannya dengan sebuah cinta. Memang tidak ada yang tau apa yang ada diujung jalan masa depan kita, juga masa depan “gadis” itu. Kita memang tidak bisa menjudge kalau masa depannya akan suram karena keadaannya yang sekarang (bukankah sering sekali kita menjadi sok tau, seolah-olah tau bagaimana masa depan seseorang). Padahal harusnya kita ingat kalo masa depan itu milik Alloh. Mungkin dan semoga ini merupakan jalan awal agar “gadis” itu menapaki jalan yang lain, jalan yang 
lebih baik tentu saja. Aku hanya ingin melihatnya dari sisi lain.
Kembali ke cinta, Mencintai memang mudah. Untuk dicintai juga mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar. Karena menurutku mencintai itu tidak untuk mengambil, tapi memberi. Seperti kata Mahatma Ghandi “Cinta tidak pernah meminta, tapi memberi. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan; manakala kebencian membawa kepada kemusnahan”


Mungkin ada saatnya Tuhan menginginkan kita bertemu dan mencintai orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat. Tapi setidaknya ada ibrah yang bisa kita dapat darinya. Walo sebenarnya tidak harus se”ekstrim” cerita diatas deh untuk mengenal cinta..
Buya Hamka mengatakan kalo cinta bukan mengajarkan kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat. Subhanallah, Mahasuci Allah yang telah memberikan cinta-Nya pada manusia dengan memberikan anugrah berupa rasa cinta.


Dan cinta sejati adalah kecintaan pada Alloh. Kecintaan pada-Nya pasti bisa menyelamatkan orang yang mencintai-Nya dari adzab dan semestinya pula seorang hamba tidak mencoba-coba mengganti cinta hakiki itu dengan yang lainnya... Karena saya percaya, dengan mencintai-Nya saya akan mendapatkan segalanya.

No comments:

Post a Comment